Tentang Desahan, Rintihan, Lenguhan Wanita Saat Hubungan Seks

Diposting oleh Unknown on Selasa, 20 November 2012


Mendesah, merintih, melenguh, dan berteriak nikmat -selama tidak salah sebut nama atau terlalu heboh- adalah must to do list kaum hawa. ‘Nyanyian cinta’ inilah yang akan membuat egonya melayang di atas awan.

Mengeluarkan suara atau desahan saat ‘beraksi’, memberi kesempatan menyalurkan ekspresi sejujur-jujurnya dan menumbuhkan rasa saling percaya. Saat tubuh ‘bersatu’ dengan suami, rasa malu dan tidak enakan yang membelenggu bisa terkikis saat Anda mendesah dan memberi petunjuk action yang disuka dan stimulasi yang harus ditambah untuk membuat ‘pesta cinta’ making greng.

Berdasarkan penelitian dr. Roy Levin M.D., ahli biomedik dan seksologi Amerika di situs WebMD.com, selain menyampaikan pesan, berisik saat bercinta atau foreplay juga mampu meningkatkan gairah untuk si pelaku maupun pendengar dan menambah kenikmatan seksual, di dunia medis hal ini dikenal dengan istilah amplifikasi hedonik. Ketika seseorang sudah sangat bergairah dan mendekati orgasme, peningkatan suara dapat terkait dengan hiperventilasi dan menimbulkan euforia maksimum.

Di kamar tidur, mayoritas wanita lebih dominan ‘berbunyi’ daripada pria. Mengapa sosok pria seperti kehabisan suara untuk mendesah nikmat? Sebagian besar pria, mengeluarkan suara saat sedang asyik, masih dianggap pamali, karena persepsi pria berisik sama juga dengan pria feminin. Kalaupun ingin menyumbang ‘nyanyian cinta’, pria kebanyakan akan menggeram (growl), karena ekspresi ini dianggapnya lebih jantan dan dominatif.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar